
Sebagai perusahaan multinasional dengan operasi di 8 negara Asia Tenggara, kami tak bisa mengandalkan asumsi. Untuk memastikan performa website dan aplikasi kami optimal, kami menguji sendiri: siapa CDN terbaik di kawasan ini? Cloudflare atau kompetitor? Hasilnya mengejutkan—dan membuka mata tim global kami.
Ketika Performa Menjadi Isu Strategis
Sebagai perusahaan multinasional mengelola lebih dari 30 situs brand dan portal distribusi B2B untuk pelanggan di berbagai negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Infrastruktur backend selama ini berbasis di Eropa, dengan dukungan beberapa node edge di kawasan Asia Pasifik.
Namun, dalam praktiknya, tim marketing regional mulai menghadapi tantangan nyata yang berdampak langsung pada performa digital:
-
Loading halaman brand site lambat, terutama di Jakarta dan Ho Chi Minh City.
-
Formulir B2B responsnya delay 2–4 detik di Manila, mengganggu pengalaman pengguna bisnis.
-
Bounce rate tinggi dari pengguna mobile, meskipun konten halaman tergolong ringan dan sederhana.
Dalam konteks bisnis lintas negara, kecepatan website bukan hanya soal kenyamanan pengguna. Ini menyangkut reputasi merek, tingkat konversi, dan kepercayaan pelanggan—tiga faktor penting dalam menjaga daya saing digital di pasar Asia Tenggara.
Dalam memilih penyedia Content Delivery Network (CDN), mereka tidak ingin bergantung hanya pada brosur atau klaim marketing vendor. Untuk memastikan keputusan yang berbasis data, tim IT menjalankan pengujian independen terhadap tiga CDN utama yang paling relevan dengan kebutuhan distribusi regional:
-
Cloudflare, dengan jaringan edge global yang luas dan fitur unggulan seperti Argo Smart Routing untuk optimasi rute data real-time.
-
CDN-A, penyedia regional Asia dengan Point of Presence (PoP) di Singapura, Jakarta, dan Bangkok mengandalkan latensi rendah di kawasan lokal.
-
CDN-B, penyedia global tradisional dengan node edge di Hong Kong dan Sydney, yang selama ini dikenal sebagai solusi enterprise standar.
Dengan pendekatan ini, mereka dapat membandingkan latensi, waktu respon, cache hit rate, dan konsistensi koneksi di berbagai lokasi pengguna utama berdasarkan metrik nyata, bukan asumsi.
Parameter Pengujian CDN: Apa Saja yang Diukur?
Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang performa masing-masing CDN, mereka menetapkan 5 parameter utama yang merefleksikan pengalaman pengguna (UX) dan stabilitas sistem dalam kondisi nyata:
| Parameter | Penjelasan |
|---|---|
| TTFB (Time to First Byte) | Waktu yang dibutuhkan hingga byte pertama diterima metrik kritis untuk respons awal halaman. |
| Latency | Waktu round-trip dari klien ke edge server CDN semakin rendah, semakin baik. |
| Cache Hit Ratio | Persentase permintaan yang langsung dijawab dari cache menandakan efisiensi edge. |
| TLS Handshake | Kecepatan negosiasi koneksi HTTPS penting untuk keamanan dan kecepatan loading. |
| Burst Stability | Kemampuan CDN merespons lonjakan traffic mendadak hingga 10.000 RPS (requests per second). |
Dengan mengukur kelima aspek ini di beberapa lokasi seperti Jakarta, Manila, dan Ho Chi Minh City, mereka dapat menilai secara objektif mana CDN terbaik untuk kawasan Asia Tenggara.
Hasil Pengujian
- TTFB (Time to First Byte)
| Lokasi | Cloudflare | CDN-A | CDN-B |
| Jakarta | 74 ms | 102 ms | 136 ms |
| Manila | 91 ms | 120 ms | 147 ms |
| KL | 81 ms | 94 ms | 108 ms |
- Latency & TLS Handshake
| Lokasi | Latency (Cloudflare) | TLS (Cloudflare) | Latency (CDN-A) | TLS (CDN-B) |
| Jakarta | 29 ms | 84 ms | 42 ms | 126 ms |
| Manila | 41 ms | 90 ms | 65 ms | 139 ms |
- Cache Hit Ratio & Keandalan
- Static asset (JS, CSS, image):
- Cloudflare: 97.2%
- CDN-A: 91.6%
- CDN-B: 88.9%
- Dynamic HTML with cache override:
- Cloudflare: 72.1%
- CDN-A: 54.3%
- CDN-B: 59.8%
Insight Strategis untuk Tim Global
Dari hasil pengujian dan analisis, tim global memperoleh sejumlah wawasan penting yang berdampak langsung pada strategi infrastruktur digital ke depan:
-
PoP lokal sangat krusial. CDN yang hanya memiliki node di Singapura belum cukup optimal untuk melayani pengguna di Jakarta atau Manila. Lokasi edge server berdekatan secara geografis belum tentu berarti latensi rendah tanpa kehadiran fisik di kota target.
-
Cloudflare Argo Smart Routing terbukti unggul dalam menghadapi tantangan rute ISP yang kompleks, terutama di negara berkembang. Fitur ini membantu menstabilkan koneksi antar wilayah dan menghindari jalur lambat.
-
Fleksibilitas aturan cache dan bypass pada Cloudflare memberikan kontrol granular. Mereka dapat menetapkan cache rule berbasis URI, device, hingga header dengan lebih mudah dibandingkan kompetitor.
-
Latency yang rendah berdampak langsung pada bisnis. Dalam salah satu situs utama, penurunan latency menghasilkan penurunan bounce rate hingga 22%, membuktikan bahwa performa teknis berbanding lurus dengan engagement pengguna.
Bangun Situs untuk Asia Tenggara? Pastikan CDN Anda Siap!
Sedang mengembangkan situs brand, platform e-commerce, atau portal pelanggan untuk pasar Asia Tenggara?
Jangan hanya andalkan default uji performa CDN Anda, dan lihat dampak pada kecepatan, stabilitas, dan pengalaman pengguna.
Konsultasikan kebutuhan Anda dengan kami, mitra integrasi resmi Cloudflare yang berpengalaman mendukung perusahaan multinasional.
Dari pengaturan cache rule, DNS dan edge function, hingga keamanan Zero Trust, semua dapat disesuaikan untuk menjawab tantangan infrastruktur digital.